Cinta datang pada Orang dan Waktu yang salah
Cinta
datang pada Orang dan Waktu yang salah
“Nadia ayo barangkat, papah sudah menunggu di depan!!”
Sial sepertinya pagi ini aku kesiangan , bagaimana mungkin murid baru seperti ku sudah melanggar aturan diminggu pertama sekolah.
“Iya mah,” Ujarku.
Akupun dengan segera
menuju teras, aku lihat papah sudah menungguku dengan wajah yang sudah tidak bisa
ku jelaskan lagi bentuknya.
“Papah kan sudah bilang, jangan tidur larut malam, Sekarang
kamu lihatkan akibatnya.. Sepertinya kita kesiangan” Ucap papahku.
“Iya pah, aku tau” Singkatku.
Yah, memang benar
yang dikatakan papah, aku tidur pukul 1 malam, eh pagi eh malam . Ah, seperti
itulah. Tak terasa motor papahku sudah sampai di depan gerbang sekolah baru ku.
“Belajar dengan sungguh – sungguh ya nadia”
“Pasti pah, “
Papah pun beranjak dari halaman sekolah menuju tempat
kerjanya. Sepertinya keberuntungan masih berpihak kepada ku. Kaki ku pun
menyusuri sekolah baru ku ini, Sekolah yang akan menjadi rumah ke dua ku selama
3 Tahun, Sekolah yang akan memberi ku kenangan entah baik atau buruk, dan
mungkin juga sekolah dimana aku bisa menemukan cinta pertama ku. Aish.. itu dia
ruangan kelas ku. Bebarapa langkah sebelum menuju kelas hati ku pun berdegup
kencang. Ah sepertinya aku harus ke toilet terlebih dahulu untuk memperbaiki
penampilan ku. Cermin apakah aku sudah cantik dan rapi? Sepertinya iya. Aku pun
berusaha mengatur nafas ku saat jangtungku yang berdetak dengan tidak
terkontrol ini. Kalian pasti heran, yah aku mulai menyukai pria itu. Pria yang
sepertinya membuatku melupakan seseorang dimasa lalu dan mungkin aku bisa menitipkan
hati ku ini untuk barsamanya. Itu dia, pria yang beberapa hari ini menjadi raja
di hatiku, meskipun aku bukan bagian penting dari hatinya.
“Pagi nadia, bagaimana tidurmu semalam?” sapanya.
Ya tuhan, mungkin jika aku tidak bersikap dengan baik
seperti ini, aku akan pingsan akibat suara lugas nan lembutnya itu.
“Pagi tom, tidurku kurang nyenyak karena memikirkan mu
semalaman” ingin sekali ku jawab begitu,
namun otak dan bibirku tidak sejalan.
“Pagi tom, alhamdulillah tidurku semalam cukup nyenyak,”
Ucapku, dia hanya membalas dengan senyumnya yang seribu kali lebih manis dari
permen lilopop yang mungkin juga dapat menyebabkan diabetes.
Aku pun beranjak masuk kelas, tak lama setelah itu bel tanda
masuk pun berbunyi, dibarengi dengan datangnya guru Matematika yang entah
berasal darimana.
“Pagi anak – anak. Hari ini ibu akan menentukan kelompok belajar. “
Ah sial, aku pun sekelompok dengan Tommy, pria yang beberapa
hari ini membuat ku tidur dengan tidak nyenyaknya, Pria yang membuat jantungku
seperti akan meledak. Bahaya!!! Aku masih ingin hidup lebih lama, aku masih
menyayangi jantungku ini.
“Nadia, ayo..!”
Tommy pun membuyarkan
lamunanku tentang dia dan jantungku ini.
Aku, Tommy, Nisa dan Iqbal pun menjadi kelompok belajar.
Akupun duduk di bangku pojok paling depan sebelah kanan, Tidak!!! Ku mohon tom,
jangan duduk disamping ku tom, jangan. Atau kau akan melihat atap kelas ini
rubuh dengan tidak terhormat akibat aku terbang begitu tinggi dan kencang
karena mu.
“Masih ada bangku kosong tom, sepertinya nisa akan duduk
disini” Ucapku
“Aku lebih suka duduk disini nad,” jawabnya
“Oh” ujarku
Sepertinya aku harus menggenggam meja ini lebih erat, takut
sewaktu – waktu jantung ini akan meledak atau aku akan terbang meski tanpa
sayap.
“Nad,” panggil tommy
“Iya” singkatku
“Sebenarnya apa yang kamu pikirin sih?” Air muka mu
sepertinya menunjukkan kekhawatiran akan sesuatu” Tanya tommy
“Ah enggak kok tom, agak sedikit malas, mungkin”cicitku
“Aku kira, kamu sedang memikirkan seseorang dimasa lalu mu
itu”
Aku hanya membalas dengan senyum dua jari ku.
Ingatanku kembali akan memory indah bersama sahabat –
sahabat baikku. Kalian apa kabar, aku merindukan waktu dimana kita menghabiskan
waktu dengan menceritakan pria yang kita suka. Andai kalian disini, mungkin aku
akan berbagi kisahku dengan kalian, dan mungkin juga kalian dapat menjelaskan
cinta jenis apa yang aku rasakan sekarang. Papah maaf, mungkin hari ini aku
tidak belajar dengan sungguh – sungguh karena terlalu banyak melamun. Tapi aku
janji nilaiku pasti akan membanggakan.
“Nad, sepertinya aku sedang bermasalah dengan amel”
Curhatnya padaku
“bermasalah? Berantem maksud mu?”
“Iya” jawabnya singkat sambil menunjukkan mimik menyedihkan.
Ah sayang, jangan
tunjukkan ekspresi seperti itu padaku. Padahal baru saja aku ingin berdoa agar
kalian tidak melanjutkan hubungan kalian alias mengakhiri semuanya. Lalu hanya
aku yang akan menyembuhkan lukamu itu dan kita akan melewati hari – hari indah kita
bersama.
“Kali ini apa lagi, masalahnya?” Ucapku tak rela
mendengarkan curhatnya itu.
“ Seperti selama ini yang
sering aku ceritakan” jawabnya menyedihkan.
“Kenapa ngga kalian akhiri saja hungungan kalian,” Astaga
mulutku ini.
“Heh? Maksud kamu ?”
“Ah, maksudku coba jelaskan baik – baik kejadian yang
sesungguhnya, mungkin dengan begitu amel lebih percaya padamu untuk ke depannya”
“ Oh, gitu” jawabnya
“Lalu bagaimana kelanjutan hubungan kamu dengan seseorang di
masa lalu mu itu? Apa ngga sebaiknya kalo kamu membiarkan dia pergi, kemudian
mencari penggantinya”
“Tidak semudah itu,”
jawabku
“Kenapa? Bukankah dia terlalu banyak memberimu kesakitan
daripada kebahagiaan?” ujar tommy.
Andai kamu tau tom, bahwa aku sudah melupakan seseorang
dimasa laluku dengan menyerahkan hati ini untukmu, namun bukan kebahagian yang ku temukan saat
mencintai mu, justru kesakitan yang lebih menyakitkan yang aku rasakan ketika
mencintaimu.
“Lalu jika aku mulai mencintai seseorang, namun seseoang itu
memberiku kesakitan beberapa kali lipat dari apa yang diberikan oleh seseorang
dimasa laluku, apa yang akan kamu lakukan?” jawabku agak emosi.
“Kasakitan ? Maksud kamu kesakitan seperti apa?” ujarnya
heran
“Kesakitan yah kesakitan, Kita selalu bersama tapi kita tak
pernah bisa bersatu” jawabku ambigu.
“Sebenernya maksud kamu apa sih nad” jawabnya agak emosi.
“Ah sudahlah,”
“Ayolah nad, ceritakan padaku”paksanya.
“Tommy aku mohon jangan pakasa aku” ujarku, sambil meneteskan
air asin ini. Tunggu, ini air mata, namun darimana jatuhnya?
“Nadia, kamu menganis?” tanyanya
Segera ku periksa kedua mata ku ini. Kenapa ? aku bingung
kenapa aku bisa meneteskan air mata ini. Ku pikir mencintai Tommy hanyalah
cinta pada pandangan yang pertama. Cinta yang cepat datangnya, dan cepat pula
perginya. Tapi kenapa harus ada air mata dalam “Cinta pada pandangan pertama ini” Apa karna kesakitan akibat
kebahagiaan dia bersamanya.
Jujur aku memang
begitu egois, mungkin aku adalah wanita yang tidak tau diri. Meminta hatinya
ketika hatinya sudah ia titipkan kepada gadisnya. Merasa lebih namun teramat
kecil bila dibandingkan dengan gadisnya. Aku hanyalah ornag asing yang sedang
mencari cinta pertamaku, namun sepertinya cinta datang pada orang dan waktu yang salah.
Kuharap gadis itu bisa menjaga hatimu dengan hati – hati, dan berhenti
membuatmu menjadi orang yang bersalah atas kesalahan yang tidak kamu lakukan.
Tak apa jika dia terus menceritakan
gadisnya didepanku, aku akan belajar dari kejadian hari ini, dan belajar menahan
air mata ini.
“Udah nad, cukup. Air matamu terlalu berharga untuk menagisi
pria itu” ujarnya sambil memegang pundakku.
Maaf tom, karna harus menunjukkan air mata ini di hadapanmu.
Cengeng sekali bukan aku ini? Bukan kah wanita cengeng seperti ku ini tidak
masuk dalam kriteria wanita idamanmu? apakah gadismu itu begitu tegar dan kuat?
Sehingga ia menjadi orang paling beruntung karna kau memilihnya menjadi gadismu
.
Tak terasa bel pulang sekolah pun berbunyi.
Kurasa papah
sudah menungguku didepan gerbang sekolah.
keren kok keren XD
BalasHapus